Tuesday, January 26, 2010

[oase] Kisah Tokoh Islam: Abu Al Qasim Khalaf Ibn Al Abbas Al Zahrawi: Bapak Ilmu Bedah Modern

Archive update by: abufaiz97, 27 January 2010, 02:26:09 WIB
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=News&file=article&sid=769

Kisah Tokoh Islam: Abu Al Qasim Khalaf Ibn Al Abbas Al Zahrawi: Bapak Ilmu Bedah Modern

Dalam dunia kedokteran, seringkali kita mendengar istilah 'jahitan' untuk menutup luka yang menganga. Penjahitan yang dalam bahasa kedokteran disebut hecting, biasanya dilakukan pada kulit atau jaringan tubuh lain yang robek. Untuk melakukan tindakan hecting diperlukan dua alat, yaitu jarum dan benang yang dikenal dengan istilah catgut.

Catgut dibuat dari jaringan hewan. Biasanya dari usus sapi atau kambing. Mengapa dipilih dua hewan tersebut? Tak lain karena zat dari dua hewan inilah yang dapat diterima oleh tubuh manusia ketika benang (catgut) tersebut menyatu dengan kulit. Dan yang paling penting adalah karena dua hewan tadi halal digunakan menurut hukum islam. Faktor kehalalan ini sangat diperhitungkan karena penemu metode hecting dengan zat catgut adalah seorang muslim.

Adalah seorang ilmuwan muslim, Abu Al Qasim Khalaf Ibn Al Abbas Al Zahrawi yang pertama kali menemukan catgut dan metode hecting pada abad ke-10. Dunia pun mencatat kontribusi Abu Al Qasim ini. Sebuah buku yang ditulis oleh Ingrid Hehmeyer dan Aliya Khan, diterbitkan oleh Canadian Medical Association Journal (2007) berjudul Islam' Forgotten Contributions to Medical Science (Kontribusi Islam yang Terlupakan dalam Ilmu Pengetahuan Medis), mengutip bahwa Abu Al Qasim adalah orang yang pertama yang menggunakan catgut sebagai bahan untuk melakukan hecting.

Metode ini ia temukan saat ia menjabat sebagai anggota Dewan Dokter Raja Al Hakam II masa kekhalifahan Umayyah di Andalusia (Spanyol sekarang). Penemuan tersebut merupakan sumbangan terbesar untuk dunia kedokteran dalam melakukan pembedahan. Betapa tidak, sebelum metode hecting ini ditemukan, pembedahan pada luka pasien dilakukan dengan cara membakar kulit atau jaringan yang terbuka. Istilah medisnya cauterization. Tindakan ini efektif menutup luka tapi sangat menyakitkan dan mempunyai efek jangka panjang yang buruk.

Peran Abu Al Qasim ini mengembangkan dunia medis terus berlanjut. Ia tak hanya menemukan metode (hecting) dan penggunaan catgut. Tokoh yang juga ahli kebidanan ini menemukan foreceps. Forcep adalah sebuah pisau bedah yang dipakai untuk mengeluarkan fetus (janin yang mati dalam kandungan). Abu Al Qasim juga dikenal sebagai orang pertama yang mengenali penyakit kelainan darah (hemophilia). Yang menakjubkan, ia juga membuat beragam obat untuk keperluan setelah operasi. Bahkan dalam hal menyiapkan gigi palsu dan memasangnya pun dapat ia lakukan.

Masih banyak kontribusi Abu Al Qasim dalam dunia medis yang dijadikan rujukan sampai sekarang. Semua rangkuman pengetahuannya tentang medis tercantum dalam bukunya yang berjudul Al-Tasrif (Metode Pengobatan). Di dalamnya ia mengemukakan banyak hal berkaitan dengan pengobatan, bahkan ia juga mengenalkan lebih dari 200 peralatan bedah yang sangat berguna untuk keperluan operasi. Al-Tasrif telah beberapa kali diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi rujukan utama sekolah-sekolah kedokteran Eropa selama lima abad. Satu nama yang pernah menerjemahkan Al-Tasrif adalah Gerard of Cremonia. Ia menerjemahkan Al-Tasrif dalam bahasa latin pada abad ke-12.

Karena kontribusinya inilah Abu Al Qasim, dalam sebuah literature medis berjudul Neuroscience in Al-Andalus and its influence on Medieval Scholastic Medicine ( Neuroscience di Andalusia dan pengaruhnya pada pendidikan medis abad pertengahan –red) yang diterbitkan tahun 2002, karya empat orang ilmuwan Spanyol yaitu A. Martin-Araguz, C.Bustamante-Martinez, Ajo. V. Fernandes-Armayor, J.M. Moreno Martinez, menobatkan Abu Al Qasim sebagai bapak ilmu bedah modern. Subhanallah…

Sumber: Majalah Ummi edisi spesial Agustus 2009


-------------------------------------------------------------
Untuk berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=Oase_Subscribe
Untuk berhenti berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=Oase_Subscribe&op=Unsubs

Sunday, January 17, 2010

[oase] Hikmah: Hanya yang Terbaik

Archive update by: abufaiz97, 17 January 2010, 20:48:37 WIB
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=News&file=article&sid=768

Hikmah: Hanya yang Terbaik

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Q.S Ali Imran: 110)

Di dunia olah raga berkumandang motto Vini, Vidi, Vici. Datang, bertanding, dan menang. Dalam kompetisi memang harus ada pemenang. Datang ke suatu kompetisi kemudian bertanding dan menang itu memang idaman setiap atlet. Setiap pagelaran Olimpiade selalu melahirkan manusia yang bermotto citius,altius,fortius. Tercepat,tertinggi,terkuat.

Persoalannya bukan hanya semata menjadi pemenang. Tapi, kemenangan agung itu setelah melewati proses yang benar. Tidak curang dan melewati aturan yang telah disepakati bersama. Sportif. Tidak pula lewat sogokan ke wasit.

Para atlet pun berlatih sungguh-sunggguh. Mereka juga melewati serangkaian seleksi dari mulai RT, RW, provinsi hingga nasional. Dalam melewati sebuah kompetisi tak hanya teknik, tapi juga menyangkut gizi asupan makanan dan juga mental psikologis. Selain pelatih yang brilian, ada lagi faktor lain yakni dukungan penonton.

Maka untuk mencapai sebuah kemenangan, para atlet berlatih keras. Lebih baik berpeluh saat latihan daripada berdarah-darah ketika pertandingan. Disiplin adalah kuncinya. Hanya yang terbaik yang terpilih.

Jadi, medali di tangan seorang atlet adalah kebanggan. Nilai intrinsiknya ada pada proses pencapaiannya. Proses yang meliputi persyaratan lengkap. Dari mulai latihan,pendaftaran, pertandingan hingga final menentukan satu pemenang.

Dunia adalah medan kompetisi yang luas. Mulai dari diri kita sendiri, dihati kita sudah terjadi pertarungan. Bahkan ketika memasuki rahim ibu, kita adalah pemenang setelah melewati ribuan sel yang bertarung untuk lolos menjadi sebuah janin.

Disadari atau tidak, di keluarga juga terjadi persaingan. Sayang kalau sebagai orang tua hanya memperhatikan pekerjaan dibandingkan keluarganya yang hancur. Tidak mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadi petarung yang handal.

Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan, pendidikan anak diutamakan melatih anak tersebut dengan tiga hal: berenang, berkuda dan memanah. Ternyata berenang menggambarkan kekuatan, semua otot bergerak. Artinya semua potensi dikerahkan. Satu kaki saja yang bergerak,maka keseimbangan akan kacau.

Berkuda menggambarkan kecepatan. Selain itu menggambarkan suatu keharmonisan. Kesatuan antara manusia dan sistem. Bagaimana sistem bekerja antara kuda dan penunggangnya seakan satu kesatuan. Ternyata naik kuda harus seirama,sejiwa, dengan hewan tunggangan kita itu. Kalau tidak kita akan terpental. Benar kita yang mengendalikan, tapi sistem juga menuntut penunggangnya harus sejalan.

Memanah menggambarkan ketepatan atau akurasi. Apa artinya kuat dan apa artinya cepat, kalau ternyata tidak sampai pada tujuan? Tujuan akhir atau gol adalah penting dalam setiap misi. Dan tujuan akhir ini harus mengantarkan kita pada suatu cita-cita yang besar yang sesungguhnya.

Begitulah seorang muslim dan tujuan hidupnya. Dia menyiapkan diri secara pribadi kemudian masuk ke sebuah sistem (jamaah) lalu fokus pada tujuannya (istiqamah). Untuk mencapai itu semua itu tidak ada cara lain selain disiplin dan kerja keras. Umar bin Khatab menghardik orang yang terus-terusan berdoa di masjid tanpa bangkit bergerak.

Jadi kalau kita berdoa agar Allah SWT membimbing kita ke jalan yang lurus atau ingin mengubah hidup ke arah yang lebih baik, atau ingin mendapatkan rezeki yang banyak maka kita harus bangun. Karena bagaimana mungkin menuntun kita berjalan sementara kita duduk.

Orang yang sukses dalam kehidupan mereka rahasianya adalah mereka berpikir tentang apa yang paling mereka inginkan. Artinya banyak menyebut apa yang diidam-idamkannya. Selalu menjadi bahan perbincangan dimanapun berada. Kemudian dipikirkan menjadi sebuah rumusan langkah. Dari situ menjadi sebuah peta yang harus dia jelajahi.
Sudahkah Anda memiliki tujuan hidup yang jelas?

Sumber : Sabili No.22 Th.XVI


-------------------------------------------------------------
Untuk berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=Oase_Subscribe
Untuk berhenti berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=Oase_Subscribe&op=Unsubs

Friday, January 8, 2010

Google Groups: You've been invited to Newsletter Oase

oaseqalbu oaseqalbu@googlemail.com has invited you to join the Newsletter
Oase group with this message:

Yth. Subscriber Newsletter Oase Qalbu

Kami akan memindahkan membership mailing list oaseislam@yahoogroups.com ke
oase@googlegroups.com. Apabila Anda berkeberatan dengan pemindahan ini silakan
mengirimkan email ke lurah@oaseqalbu.com, dan kami akan menghapus keanggotaan
Anda di Googlegroups.

Untuk selanjutnya mailing list oaseislam@yahoogroups.com tidak akan
dipergunakan lagi.

Terima kasih.

Wassalam
Moderator Newsletter Oase Qalbu
http://www.oaseqalbu.net

Here is the group's description:

Newsletter Oase adalah sebuah media dakwah Islam satu arah yang dikelola satu
paket dengan Website Oase Qalbu: http://www.oaseqalbu.net

---------------------- Google Groups Information ----------------------

You can accept this invitation by clicking the following URL:

http://groups.google.com/group/oase/sub?s=Vg1M6wwAAADojQKEJ2tngnQ6W94h7Rrm


--------------------- If This Message Is Unwanted ---------------------

If you feel that this message is abuse, please inform the Google Groups staff
by using the URL below.

http://groups.google.com/groups/abuse?invite=YgAAAKENhCnIAAAAEiSMRwwAAAAAABFq9f0WGh-WyoMJ70ffeLu0EgY

Thursday, January 7, 2010

[oase] [resend] Lembar Jum'at: Konspirasi Rapuh

Arsip artikel ini telah diupdate pada: Jum'at, 07 Januari 2005, oleh: abufaiz97
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=News&file=article&sid=481

Lembar Jum'at: Koalisi Rapuh

Suatu hari Rasulullah saw dan beberapa sahabatnya mendatangi Yahudi Bani Nadhir untuk minta bantuan membayar diyat dua orang Bani Kilab yang terbunuh. Ini merupakan kewajiban mereka sesuai perjanjian Piagam Madinah.

Bani Nadhir menyanggupi permintaan itu. Mereka meminta Nabi saw dan para sahabatnya menunggu di suatu tempat. Sementara mereka pergi menemui beberapa temannya.

Watak asli bangsa Yahudi muncul. Melihat ada peluang untuk mencelakai Rasulullah saw, mereka segera membuat rencana keji. Salah seorang dari mereka segera menyiapkan batu besar untuk dilemparkan di atas kepala Rasulullah saw!

Allah takkan membiarkan Nabi-Nya celaka. Jibril turun memberitakan pada Rasulullah saw tentang rencana jahat itu. Beliau segera meninggalkan tempat duduknya tanpa diketahui siapa pun. Para sahabat lainnya segera menyusul ke Madinah. Setibanya di Madinah, Rasulullah saw memberi tahu rencana orang-orang Yahudi itu.

Karena bangsa Yahudi menyalahi perjanjian, Rasulullah saw segera menyiapkan sekelompok utusan yang dipimpin Muhammad bin Maslamah untuk mengusir mereka dari Madinah. "Keluarlah dari Madinah. Aku beri waktu sepuluh hari. Jika setelah itu aku melihat kalian di Madinah, akan kupenggal batang lehernya!" Demikian pesan Rasulullah saw yang disampaikan pada Bani Nadhir.

Tak ada pilihan lain bagi Yahudi Bani Nadhir kecuali keluar dari Madinah. Mereka pun bersiap-siap. Namun, gembong munafik, Abdullah bin Ubay, mengirimkan utusan pada mereka dan mengatakan, "Kalian tetap tinggal di sini dengan senang hati. Jangan keluar dari tempat tinggal kalian. Aku akan membantu dengan dua ribu prajurit siap tempur dalam benteng kalian. Mereka siap mati membela kalian. Jika kalian benar-benar diusir, kami pasti keluar bersama kalian dan kami selamanya takkan taat kepada siapa pun yang hendak menyusahkan kalian. Jika kalian diperangi, kami akan membantu. Kalian juga akan dibantu Bani Quraizhah dan sekutu mereka dari Ghathfan."

Atas dorongan itu, kepercayaan diri Yahudi Bani Nadhir muncul. Mereka mengambill keputusan untuk melakukan perlawanan. Pemimpin mereka, Huyay bin Akhthab, mengirimkan utusan pada Rasulullah saw untuk menyampaikan keputusan, "Kami takkan keluar dari tempat tinggal kami. Silakan bertindak sesuka Anda!"

Begitu mendengar jawaban Huyay bin Akhtab, Rasulullah saw bertakbir, kemudian berangkat bersama para sahabatnya untuk mengepung mereka. Bani Nadhir bersembunyi dalam benteng-benteng dan melempari kaum Muslimin dengan anak panah dan batu. Dalam hal ini, keberadaan kebun kurma sangat membantu orang-orang Yahudi. Rasulullah saw memerintahkan agar membabat habis dan membakar kebun kurma tersebut.

Orang Yahudi berperang sendirian. Mereka ditinggalkan Bani Quraizhah, dan dikhianati Abdullah bin Ubay dan sekutu-sekutunya dari Ghathfan. Tak seorang pun yang memberikan bantuan. Allah SWT mengumpamakan mereka seperti syaithan, "Bujukan orang-orang munafik itu seperti (bujukan) syaithan ketika dia berkata kepada manusia,'Kafirlah kamu. Lalu, tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, 'Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu'," (QS al-Hasyr: 16).

Pengepungan berlangsung selama beberapa hari. Karena tak kunjung mendapat bantuan dari Abdullah bin Ubay dan sekutunya, akhirnya Bani Nadhir menyerah dan menyatakan diri keluar dari Madinah. Rasulullah saw memperbolehkan mereka membawa semua miliknya yang dapat diangkut, kecuali senjata.

Bani Nadhir pergi setelah menghancurkan rumah-rumah agar dapat membawa pintu-pintu dan jendela-jendela. Bahkan seperti dituturkan Ibnu Hisyam dalam Sirah-nya, sebagian mereka ada yang membawa tiang-tiang penopang. Mereka juga membawa istri dan anak-anak. Semuanya diangkut dengan enam ratus unta.

Mayoritas Bani Nadhir termasuk pimpinan mereka, Huyay bin Akhthab dan Salam bin Abul Haqiq berangkat menuju Khaibar. Sebagian lagi berangkat ke Syam. Sementara yang masuk Islam hanya Yamin bin Amru dan Abu Sa'd bin Wahb. Keduanya mendapatkan hartanya.

Rasulullah saw menyita senjata, tanah, rumah, dan harta benda mereka. Senjata yang didapatkan sebanyak lima puluh perisai, lima puluh topi baja,dan tiga ratus empat puluh pedang.

Perang yang terjadi pada Rabi'ul Awal tahun 4 H atau Agustus 625 M ini diabadikan Allah dalam al-Qur'an. Allah menurunkan surat al-Hasyr secara keseluruhan. Karenanya, tentang surat al-Hasyr ini, Ibnu Abbas berkata, "Katakanlah surat ini adalah surat an-Nadhir."

Akhir riwayat para pengkhianat dalam kisah ini menjelaskan banyak hal. Di antaranya, umat Islam harus meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat berada dalam ikatan perjanjian dengan pihak lawan.

Ketika berada di atas panggung politik, semuanya tak bisa dilihat secara hitam putih. Ada wilayah abu-abu yang mengharuskan kita untuk berinteraksi bahkan melakukan kerja sama dengan musuh politik.

Tindakan ini menjadi boleh jika memenuhi syarat: tak merugikan kepentingan umat Islam dan tonggak kendali dipegang kaum Muslimin. Ini yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabatnya ketika melakukan ikatan Piagam Madinah dengan orang-orang Yahudi.

Perjanjian itu menguntungkan karena kaum Muslimin aman dan bebas berdakwah di Madinah. Di sisi yang sama, saat perjanjian itu ditanda-tangani, kaum Muslimin juga yang memegang kendali. Sehingga, ketika bangsa Yahudi berkhianat, Rasulullah saw dan para sahabatnya bisa bertindak seperti yang mereka lakukan terhadap Yahudi Bani Nadhir.

Dalam berpolitik tak ada kawan abadi. Yang ada hanyalah kepentingan. Karenanya, ketika melakukan ikatan koalisi, umat Islam tetap harus waspada. Tak boleh lengah meski sekejap. Tak boleh ada kata maaf untuk menindak pengkhianat.

Hal lain yang menarik diamati dalam kisah di atas adalah begitu rapuhnya koalisi kafir. Ikatan yang tak dilandasi dengan pondasi akidah, takkan bisa bertahan lama. Ini yang dialami beragam partai di negeri ini. Umumnya, koalisi atau kerja sama yang mereka jalin dilandasi kepentingan politik sesaat. Ketika kepentingan itu usai, kerja sama pun putus. Ketika kebutuhan mereka tak lagi ada, pengkhianatan pun dilakukan.

Bagi umat Islam, ini pelajaran penting. Kerja sama yang dilakukan, baik secara personal maupun kelompok seharusnya tak didasari kepentingan untuk mendapatkan jabatan, kedudukan atau harta. Semua kepentingan itu hanya sesaat. Ia akan segera lenyap seiring putusnya jalinan kerja sama.

Hepi Andi (Sabili)


-------------------------------------------------------------
Untuk berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=Oase_Subscribe
Untuk berhenti berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=Oase_Subscribe&op=Unsubs