Wednesday, December 2, 2009

KIAMAT DAN TAHUN 2012

Belakangan ini kita
mendengar ramai
pembicaraan soal hari
kiamat, tentang tahun
2012, tentang kalender
Maya, dan hal-hal yang
terkait dengannya.
Hangatnya persoalan ini
ikut dipicu oleh
populernya film 2012:
Apocalypse yang tengah
diputar di berbagai
bioskop di dunia,
termasuk di Indonesia.
Banyak orang menjadi
bertanya-tanya apakah
pada tahun 2012 benar-
benar akan terjadi
kiamat? Kekhawatiran
soal masa depan ini pada
gilirannya membuat
masyarakat yang kurang
keyakinan dan
pengetahuan agama
asyik berkonsultasi
kepada para peramal.
Tampaknya ini juga yang
mendorong Majelis Ulama
Indonesia beberapa
waktu lalu melarang
masyarakat menonton
film yang kami sebutkan
tadi.
Bagi masyarakat
Indonesia isu ini
tampaknya menjadi
sangat sensitif karena
kita telah merasakan
bencana besar secara
beruntun dalam lima
tahun belakangan ini.
’ Kiamat’ demi
’kiamat’ terjadi
secara beruntun di
beberapa wilayah di
tanah air, masing-masing
menelan korban yang
sangat besar. Mulai dari
gempa dan tsunami di
Aceh pada akhir 2004, lalu
gempa bumi di Sumatera
Barat baru-baru ini, serta
berbagai bencana yang
terjadi di antara
keduanya (gempa di
Yogyakarta, lumpur
panas Lapindo di Porong,
gempa Tasikmalaya;
terlalu banyak untuk
disebutkan semuanya di
sini).
Apakah bencana-bencana
itu telah memberi
apocalyptic sense
(kepekaan terhadap
bencana besar) yang
lebih bagi masyarakat
Indonesia? Tidakkah
semua bencana itu
merupakan pertanda?
Mungkin demikian banyak
orang di tanah air
bertanya-tanya.
Tidakkah semua ini
mengisyaratkan akan
datangnya bencana yang
lebih besar, bahkan
mungkin saja kiamat
(doomsday)? Kini dengan
adanya film 2012,
kekhawatiran
masyarakat terhadap
kemungkinan terjadinya
bencana dahsyat menjadi
lebih besar lagi. Isu ini
tampaknya sangat
mengganggu sensitifitas
masyarakat.
Tapi benarkah kiamat
akan terjadi pada akhir
tahun 2012? Darimana ide
ini muncul? Mengapa
harus tahun 2012?
Sekarang ini kita sudah
tahu bahwa semua ini
bersumber dari
penafsiran terhadap
kalender Maya. Kalender
ini dibuat oleh peradaban
Maya kuno yang
mendiami wilayah
Meksiko beberapa abad
lalu, sebelum peradaban
mereka dihancurkan oleh
para pendatang Spanyol.
Para pendeta dan ahli
astronomi Maya telah
menyusun kalender yang
berbeda dengan kalender
yang kita gunakan
sekarang. Mereka
menggunakan siklus 13
hari dan 20 hari untuk
menandai hari-hari
mereka (mungkin ini
setara dengan satu
minggu atau satu bulan
bagi kita). Mereka juga
mengenal dua macam
siklus tahunan yang
masing-masing lamanya
260 dan 365 hari.
Berdasarkan siklus
tahunan 356 hari, mereka
membuat suatu kalender
yang panjangnya 52
tahun (Calendar Round),
atau kira-kira setara
dengan satu generasi.
Tentu saja siklus ini
terlalu pendek untuk
menandai peristiwa
sejarah yang terjadi
lintas generasi. Namun,
orang-orang Maya
memiliki satu kalender
lainnya (Long Count) yang
mencakup masa 5126
tahun. Masalahnya adalah
apa yang akan terjadi
sekiranya hitungan
kalender ini berakhir?
Apakah akan berlaku hal-
hal yang buruk, seperti
bencana dahsyat yang
akan menghancurkan
peradaban manusia, atau
hal itu hanya akan
menghantarkan manusia
memasuki siklus waktu
yang baru, dengan kata
lain memulai kalendernya
dari awal lagi?
Para ahli menghitung
bahwa permulaan
kalender Maya (Long
Count) bersamaan
dengan tanggal 11
Agustus 3114 sebelum
masehi. Siklus kalender
Maya tersebut akan
berakhir 5126 tahun
kemudian, atau tepatnya
tanggal 21 Desember
2012. Lalu apa yang
terjadi setelah tanggal
tersebut? Apakah dunia
akan berakhir (kiamat)
bersamaan dengan
berakhirnya kalender
Maya? Ataukah akan
terjadi sesuatu yang
buruk dan bencana yang
luar biasa bersamaan
dengan berakhirnya
siklus kalender tersebut?
Bukankah rentang waktu
5126 tahun merupakan
masa yang sangat
panjang; tidakkah akan
terjadi suatu yang
istimewa pada akhir
siklus tersebut?
Dari sinilah bermulanya
penafsiran tentang hari
kiamat atau bencana
besar-besaran pada
tanggal 21 Desember
2012. Tapi apakah orang-
orang Maya sendiri
mempercayai penafsiran
tersebut? Apakah
menurut mereka dunia
akan berakhir bersamaan
dengan berakhirnya
siklus kalender mereka?
Tampaknya sebagian
besar orang-orang
keturunan Maya yang
ada sekarang tidak
terlalu ambil pusing
dengan persoalan yang
ditimbulkan oleh
kalendernya (khususnya
melalui penafsiran
Hollywood) terhadap
masyarakat dunia
lainnya. Dan mereka yang
mengetahui tentang
siklus ini tidak
menganggap akan terjadi
kiamat di akhir 2012.
Mereka mempercayai
akan terjadinya
perubahan penting di
akhir siklus tersebut.
Setiap siklus akan
berganti dengan siklus
yang baru, dan mereka
cenderung melihatnya
sebagai akan bermulanya
sesuatu yang positif,
sesuatu yang lebih baik
bagi peradaban.
Seorang direktur lembaga
penelitian Mesoamerican,
Sandra Noble, menolak
bahwa kalender Maya
menafsirkan akan
terjadinya kiamat.
Menurutnya orang-orang
Maya kuno justru akan
membuat perayaan besar
untuk menandainya
berakhirnya seluruh
siklus (dan tentunya
untuk menyambut siklus
yang baru). Baginya
penggambaran
terjadinya kiamat pada
akhir 2012 merupakan
” pemalsuan total dan
kesempatan bagi banyak
orang untuk meraup
keuntungan. ” Dan jelas
inilah yang sedang
dilakukan oleh Hollywood
melalui film mereka:
’ meraup keuntungan.’
Roland Emmerich,
sutradara film 2012, tidak
menganggap dunia benar-
benar akan kiamat atau
mengalami bencana maha
dahsyat pada tahun 2012
seperti yang diprediksi
oleh filmnya. Ia hanya
ingin membuat sebuah
film tentang bencana
hebat, seperti film-film
yang pernah dibuat
sebelumnya,
Independence Day dan
The Day After Tomorrow.
Kali ini ia ingin membuat
bencana banjir yang
menenggelamkan dunia,
dengan mengambil
inspirasi dari kisah Nabi
Nuh dan kapal yang
menyelamatkannya.
Kemudian ia
menggabungkannya
dengan fakta
berakhirnya kalender
Maya pada tahun 2012.
Terkait dengan tahun
2012 ini ia mengakui
bahwa “… ada begitu
banyak (teori) sehingga,
dalam satu cara, kamu
bisa membuat sendiri
teorimu. ”
Emmerich mungkin
bermaksud mengingatkan
manusia agar bersikap
baik terhadap alam; agar
dunia tidak hancur
karena ulah manusia
sendiri. Tapi jelas bukan
pesan ini yang ditangkap
oleh penonton. Banyak
yang justru terpaku pada
penafsiran tentang akhir
dunia serta ramalan
tentang bencana yang
menghancurkan
peradaban manusia. Apa
pun yang dikatakan
Emmerich, ia jelas
mempunyai keinginan
mendapat untung
sebesar-besarnya dari
film itu, sebagaimana
pada kasus film-film
Hollywood lainnya.
Kalau masyarakat
menjadi takut, khawatir
berlebihan dan percaya
terhadap ramalan yang
aneh-aneh, maka itu
urusan mereka sendiri.
Asalkan film itu ditonton
orang ramai dan bisa
membawa keuntungan
besar, maka target
industri film tercapai.
Then, it ’s bait, don’t
bite. Jangan mudah
terpancing dengan umpan
yang mereka berikan.
Dalam Islam sendiri
persoalannya sangat
jelas. Tidak ada yang
mengetahui kapan
terjadinya hari kiamat
kecuali Allah.
Sesungguhnya Allah,
hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat ... (QS
31: 34)
Peristiwa kiamat
berlangsung sangat
cepat dan tidak akan
sempat disadari oleh
manusia.
... kedatangan kiamat
kepada mereka secara
mendadak, sedang
mereka tidak
menyadarinya .... (QS 12:
107)
... Tidak adalah kejadian
kiamat itu, melainkan
seperti sekejap mata
atau lebih cepat .... (QS 16:
77)
Jadi pada saat terjadinya
kiamat manusia tidak
akan sempat berkirim
sms, menelpon,
mendengarkan berita TV
tentang guncangan yang
sedang terjadi. Dan tidak
ada manusia yang bisa
melarikan diri darinya.
Kita juga mengetahui
bahwa ada banyak
peristiwa penting yang
akan terjadi sebelum
terjadinya hari kiamat:
munculnya imam Mahdi,
keluarnya Dajjal,
turunnya nabi Isa
’ alaihis salam,
munculnya Ya’juj
Ma’juj, terbitnya
matahari di Barat dan
tenggelamnya di Timur,
dan masih ada lagi
peristiwa-peristiwa
lainnya. Jadi mungkinkah
kiamat akan terjadi dalam
tiga tahun lagi? Wallahu
a ’lam, hanya Allah yang
mengetahui kapan akan
terjadinya kiamat. Ia
mungkin terjadi pada
tahun 2012, sebagaimana
ia juga mungkin terjadi
pada tahun 2010, 2013,
2021, atau 2133. Ia bisa
datang kapan saja, kita
tidak bisa mengetahuinya
secara pasti.
Adapun bencana besar,
maka bisa saja ia berlaku
pada tahun-tahun yang
berdekatan ini,
sebagaimana ia juga
berlaku tanpa diduga
pada masa-masa yang
telah lewat. Kita tidak
perlu khawatir secara
berlebihan terhadap itu
semua. Berusaha saja
sebaik mungkin untuk
merawat bumi ini dan
mengantisipasi
datangnya bencana. Dan
yang terpenting dari itu
semua, jagalah iman kita
masing-masing. Karena
musibah apa pun yang
datang pada orang
beriman, maka itu tidak
akan berdampak kepada
mereka kecuali kebaikan
belaka. Wallahu a ’lam
bis showab.