Wednesday, December 2, 2009

KONTROVERSI FILM 2012

Jarum
jam
baru
menunjuk
angka
11
kurang
sedikit.
Mega
Bekasi XXI, gedung
bioskop dengan tujuh
ruang pertunjukan, yang
berada di lantai V Mega
Bekasi Hyper Mall yang
terletak di depan pintu tol
Bekasi Barat belum
dibuka pintunya. Namun
ratusan orang tua-muda
sudah memadati halaman
depan yang sempit. Walau
ruangan memiliki fasilitas
air-conditioner, namun
udara tetap terasa gerah.
Saking penuhnya, tidak
ada tempat untuk
sekadar duduk
meluruskan kaki.
Pukul 11.05 wib, tiga pintu
kaca serentak dibuka.
Ratusan penonton
berhamburan saling-
berlomba antri di depan
loket tiket yang juga
masih tutup. Antrean
mengular jauh ke
belakang. Salah seorang
petugas keamanan
kepada eramuslim.com
mengaku jika jumlah
penonton film “2012”
besutan sutradara
Hollywood kelahiran
Jerman, Rolland Emerich,
memecahkan rekor
jumlah penonton selama
ini.
“Jumlah penonton Harry
Potter dan Laskar Pelangi
yang banyak itu belum
ada apa-apanya
dibanding antusiasme
penonton sekarang yang
ingin menyaksikan film
2012 itu,” ujar petugas
bioskop sambil mengatur
antrean yang kian
panjang.
Membludaknya jumlah
penonton yang ingin
menyaksikan film yang
biaya produksinya
menelan biaya US $260
juta ini bukan hanya
terjadi di Mega Bekasi XXI
saja, namun nyaris terjadi
di semua gedung bioskop
yang memutarnya di
seluruh dunia. Wajar saja
jika dalam hitungan hari,
laba yang diraup oleh
produsernya amat
banyak. Hanya dalam
waktu tiga hari, film yang
dibintangi aktor John
Cusack ini nyaris sudah
mendekati break event
point, yakni meraup
pendapatan sebesar US
$225 juta.
Menurut hemat penulis,
gegar film 2012
sebenarnya
mengherankan karena
film ini tidak beda jauh
dengan film-film bertema
sama yang lebih dahulu
tayang seperti film The
Day After Tomorrow
(2004) dan Knowing
(2009). Hanya saja patut
diakui jika di film 2012,
spesial efeknya memang
lebih canggih ketimbang
film-film lainnya.
Sedangkan alur cerita
dan plot bisa dibilang
tidak ada yang baru.
Sebab itu, antusiasme
penonton di seluruh dunia
terhadap film ini sangat
mungkin lebih disebabkan
kontroversi tema yang
menjadi fokus utama dari
film yang digarap selama
enam bulan di Vancouver-
Kanada tersebut
ketimbang isi filmnya
sendiri. Apalagi ditambah
dengan adanya segelintir
tokoh masyarakat yang
terprovokasi dengan film
biasa ini dan menyerukan
agar pemerintah
melarang pemutarannya,
seperti yang terjadi di
Malang, Jawa Timur.
Padahal kita sudah
ketahui bersama, jika
logika masyarakat kita
sekarang ini “rada
aneh”: semakin dilarang,
maka produk itu semakin
dicari dan makin laku.
Larangan hanya akan
menambah popularitas
film ini sendiri. Hasilnya
justru akan
kontraproduktif.
Dan satu lagi, ada logika
yang “tidak
nyambung” di sini. Film
2012 jelas-jelas dibuat
oleh Hollywood yang
notabene bukan
diproduksi oleh sineas-
sineas Muslim, jadi pangsa
pasarnya ya pangsa
pasar sekular, demikian
juga visi dan misinya.
Adalah amat naif jika kita
mengharapkan film yang
dibuat oleh kaum kufar
tersebut bisa
mengandung nilai-nilai
Islam. Orang-orang kufar
akan dengan mudah
menjawab, “Mengapa
kalian bisanya mencela
tapi tidak bisa berkarya
seperti kami ?” Kita
harus berendah hati
untuk mengakui jika kita
memang tertinggal
sangat jauh dalam hal
penguasaan teknologi
perfilman dibandingkan
dengan mereka, juga
dalam banyak bidang
lainnya.
Jika pun yang harus
disalahkan dengan
lolosnya film-film yang
dianggap tidak benar di
negara ini, maka bukan
film dan produsernya
yang harus digugat,
tetapi para pejabat di
negara ini yang
membawahi dan
bertanggungjawab atas
peredaran film di
Indonesia-lah yang harus
dimintai keterangannya,
mungkin masyarakat
harus meminta
keterangan kepada
Menkominfo atau
Menbudpar.
Nah, daripada kita
berpolemik yang tak
berkesudahan, ada
baiknya kita secara jernih
menilai, memilah film 2012
ini, dan memisahkannya
antara fakta ilmiah,
dengan mitos yang
disisipkan di dalam film
tersebut. Dan kita juga
harus memberi
pemahaman kepada
saudara-saudara kita
sesama umat Islam
tentang proses hari akhir
— dimana hari kiamat
menjadi salah satu
tahapannya —sesuai
dengan pemahaman Islam
yang lurus. Mari kita
simak paparan di bawah
ini:
Ramalan Suku Maya Soal
21.12.2012
Isu tentang “Kiamat
2012” sangat terkait
dengan ramalan suku
Maya sebagaimana
digambarkan dalam salah
satu penanggalan
kunonya yang
menyatakan jika pada 21
Desember 2012 akan
terjadi pergantian abad
yang ditandai dengan
“ pembersihan bumi”.
Dalam peristiwa ini, umat
manusia akan memulai
satu abad yang sama
sekali baru. Ramalan suku
Maya memang sangat
diperhatikan banyak
kalangan, dari akademisi
hingga kalangan
supranatural, disebabkan
bangsa ini memang
terkenal dengan
keakuratan sistem
penanggalannya.
Lawrence E. Josep, CEO
Aerospace Consulting
Corporation yang
berbasis di New Mexico, di
dalam bukunya yang
terkenal “Apocalypse
2012” (2007) dengan
penuh kekaguman
menulis, “Tanpa
bantuan teleskop atau
peralatan lain, astronom
Maya memperhitungkan
lamanya satu bulan lunar
adalah 29,53020 hari —
hanya berbeda 34 detik
dari apa yang sekarang
kita ketahui sebagai
jangka aktualnya:
29,53059 hari. Secara
keseluruhan, banyak
orang percaya kalender
Maya berusia duaribu
tahun itu lebih akurat
dibanding kalender
Gregorian berusia
limaratus tahun yang kita
gunakan sehari-hari.”
Dan apa yang diramalkan
bangsa Maya ribuan
tahun silam ternyata juga
banyak diprediksi oleh
bangsa-bangsa lain,
misalnya kitab suci
bangsa China I-Ching yang
juga menunjuk tahun
2012 sebagai hari kiamat,
dan sekarang juga
dijadikan patokan bagi
banyak kalangan
akademisi untuk
menunjuk suatu
perubahan drastis bagi
kehidupan di bumi.
“Prediksi di Nature—
mungkin jurnal paling
dihormati di dunia —
menyatakan bahwa
paling tidak tigaperempat
spesies di Bumi akan
musnah setiap 62 sampai
65 juta tahun. Sudah 65
juta tahun sejak bencana
Cretaceous-Tertiary
memusnahkan
dinosaurus, berarti sudah
waktunya kita
menghadapi malapetaka
besar yang tak diragukan
lagi akan menurangi
paling tidak setengah
populasi kita, ” tulis
Lawrence E. Joseph.
Benarkah Suku Maya
menyatakan 21 Desember
2012 sebagai Hari
Kiamat? Ternyata tidak
demikian. Masih menurut
Lawrence E. Joseph, yang
juga dikuatkan oleh
peneliti-peneliti sistem
penanggalan Maya dunia
lainnya seperti Jose
Arguelles, Ph.D; Robert K.
Stiller; dan lain-lain,
mereka menyatakan jika
di paruh akhir tahun 2012
yang akan terjadi
bukanlah kiamat dalam
artian musnahnya seluruh
umat manusia dan
kehidupan di bumi, namun
lebih merupakan satu
perpindahan zaman yang
entah benar atau tidak,
akan diwarnai oleh
bencana alam yang hebat.
Soal bencana alam yang
akan terjadi satu-dua
tahun ke depan,
beberapa lembaga
penelitian dunia yang
secara intens mengamati
dan mempelajari denyut
alam semesta memang
memperkirakan (bukan
meramalkan) akan
terjadinya sejumlah
peningkatan aktifitas
alam semesta, antara lain
peningkatan aktifitas
matahari yang
intensitasnya sangat
mencemaskan.
Salah satu ahli dalam hal
ini, Sami Solanki dari Max
Plank Institute for Solar
System Research yang
bermarkas di Katlenburg-
Lindau, Jerman,
menyatakan jika perilaku
matahari sekarang ini
sangat enerjik.
“ Matahari jauh lebih
aktif saat ini dibanding
kapan pun selama 11.000
tahun terakhir atau akhir
dari zaman es terakhir !”
Para ahli banyak yang
beranggapan jika masa
melelehnya es di zaman
es terakhirlah yang
menyebabkan banjir
besar di seluruh dunia dan
kita mengenalnya dalam
kisah Nabi Nus a.s. Umat
Kristen menyebutnya
sebagai Noah. Dan salah
satu pemain utama dalam
film 2012, anak lelaki dari
John Cusack, juga
bernama Noah.