Syarah Al Aqidah Al
Wasithiyah
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah (Bag.2)
Oleh : Syaikh Sa'id bin Ali bin
Wahfi Al-Qahthaniy
rahimahullah
RUKUN IMAN MENURUT AL-
FIRQAH AN-NAJIYAH
1.
Iman Kepada Allah Ta'ala
Iman kepada Allah adalah
keyakinan yang kuat bahwa
Allah adalah Rabb dan Raja
segala sesuatu; Dialah Yang
Mencipta, Yang Memberi Rezki,
Yang Menghidupkan, dan Yang
Mematikan, hanya Dia yang
berhak diibadahi. Kepasrahan,
kerendahan diri, ketundukan,
dan segala jenis ibadah tidak
boleh diberikan kepada selain-
Nya; Dia memiliki sifat-sifat
kesempurnaan, keagungan,
dan kemuliaan; serta Dia
bersih dari segala cacat dan
kekurangan.1
2. Iman Kepada Para Malaikat
Allah
Iman kepada
malaikat adalah keyakinan
yang kuat bahwa Allah
memiliki malaikat-malaikat,
yang diciptakan dari cahaya.
Mereka, sebagaimana yang
telah dijelaskan oleh Allah,
adalah hamba-hamba Allah
yang dimuliakan. Apapun yang
diperintahkan kepada mereka,
mereka laksanakan. Mereka
bertasbih siang dan malam
tanpa berhenti. Mereka
melaksanakan tugas masing-
masing sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Allah,
sebagaimana disebutkan dalam
riwayat-riwayat mutawatir
dari nash-nash Al-Qur'an
maupun As-Sunnah. Jadi,
setiap gerakan di langit dan
bumi, berasal dari para
malaikat yang ditugasi di sana,
sebagai pelaksanaan perintah
Allah ّﻞﺟﻭّﺰﻋ. Maka, wajib
mengimani secara tafshil,
(terperinci), para malaikat
yang namanya disebutkan oleh
Allah, adapun yang belum
disebutkan namanya, wajib
mengimani mereka secara
ijmal (global).2
3. Iman Kepada Kitab-kitab
Maksudnya adalah, meyakini
dengan sebenar-benarnya
bahwa Allah memiliki kitab-
kitab yang diturunkan-Nya
kepada para nabi dan rasul-
Nya; yang benar-benar
merupakan Kalam, (firman,
ucapan),-Nya. la adalah cahaya
dan petunjuk. Apa yang
dikandungnya adalah benar.
Tidak ada yang mengetahui
jumlahnya selain Allah. Wajib
beriman secara ijmal, kecuali
yang telah disebutkan
namanya oleh Allah, maka
wajib untuk mengimaninya
secara tafshil, yaitu: Taurat,
Injil, Zabur, dan Al-Qur'an.
Selain wajib mengimani bahwa
Al-Qur'an diturunkan dari sisi
Allah, wajib pula mengimani
bahwa Allah telah
mengucapkannya sebagaimana
Dia telah mengucapkan seluruh
kitab lain yang diturunkan.
Wajib pula melaksanakan
berbagai perintah dan
kewajiban serta menjauhi
berbagai larangan yang
terdapat di dalamnya. Al-
Qur'an merupakan tolok ukur
kebenaran kitab-kitab
terdahulu. Hanya Al-Qur'an
saja yang dijaga oleh Allah dari
pergantian dan perubahan. Al-
Qur'an adalah Kalam Allah
yang diturunkan, dan bukan
makhluk, yang berasal dari-
Nya dan akan kembali kepada-
Nya.3
4. Iman Kepada Para Rasul
Iman kepada rasul-rasul adalah
keyakinan yang kuat bahwa
Allah telah mengutus para
rasul untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan kepada
cahaya. Kebijaksanaan-Nya
telah menetapkan bahwa Dia
mengutus para rasul itu kepada
manusia untuk memberi kabar
gembira dan ancaman kepada
mereka. Maka, wajib beriman
kepada semua rasul secara
ijmal (global) sebagaimana
wajib pula beriman secara
tafshil (rinci) kepada siapa di
antara mereka yang disebut
namanya oleh Allah, yaitu 25 di
antara mereka yang
disebutkan oleh Allah dalam Al-
Qur'an. Wajib pula beriman
bahwa Allah telah mengutus
rasul-rasul dan nabi-nabi selain
mereka, yang jumlahnya tidak
diketahui oleh selain Allah, dan
tidak ada yang mengetahui
nama-nama mereka selain
Allah Yang Maha Mulia dan
Maha Tinggi. Wajib pula
beriman bahwa Muhammad
ﻲﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ adalah yang
paling mulia dan penutup para
nabi dan rasul, risalahnya
meliputi bangsa jin dan
manusia, serta tidak ada nabi
setelahnya.4
5. Iman Kepada Kebangkitan
Setelah Mati
Iman kepada kebangkitan
setelah mati adalah keyakinan
yang kuat tentang adanya
negeri akhirat. Di negeri itu
Allah akan membalas kebaikan
orang-orang yang berbuat baik
dan kejahatan orang-orang
yang berbuat jahat. Allah
mengampuni dosa apapun
selain syirik, jika Dia
menghendaki. Pengertian al-
ba'ts, (kebangkitan) menurut
syar'i adalah dipulihkannya
badan dan dimasukkannya
kembali nyawa ke dalamnya,
sehingga manusia keluar dari
kubur seperti belalang-belalang
yang bertebaran dalam
keadaan hidup dan bersegera
mendatangi penyeru. Kita
memohon ampunan dan
kesejahteraan kepada Allah,
baik di dunia maupun di
akhirat.5
6. Iman Kepada Takdir Yang
Baik Maupun Yang Buruk
Dari Allah Ta'ala.
Iman kepada takdir adalah
meyakini secara sungguh-
sungguh bahwa segala
kebaikan dan keburukan itu
terjadi karena takdir Allah.
Allah ﻪﻧﺎﺤﺒﺳ ﻭ ﻰﻟﺎﻌﺗ telah
mengetahui kadar dan waktu
terjadinya segala sesuatu sejak
zaman azali, sebelum
menciptakan dan
mengadakannya dengan
kekuasaan dan kehendak-Nya,
sesuai dengan apa yang telah
diketahui-Nya itu. Allah telah
menulisnya pula di Lauh
Mahfuzh sebelum
menciptakannya.6
Banyak sekali dalil mengenai
keenam rukun Iman ini, baik
dari Al-Qur'an maupun As-
Sunnah. Di antaranya adalah
firman Allah Ta'ala :
َّﺮِﺒْﻟﺍ َﺲْﻴَّﻟ ﻥَﺃ ْﺍﻮُّﻟَﻮُﺗ ْﻢُﻜَﻫﻮُﺟُﻭ َﻞَﺒِﻗ
ِﻕِﺮْﺸَﻤْﻟﺍ ِﺏِﺮْﻐَﻤْﻟﺍَﻭ َّﻦِﻜـَﻟَﻭ ْﻦَﻣ َّﺮِﺒْﻟﺍ
َﻦَﻣﺁ ِﻡْﻮَﻴْﻟﺍَﻭ ِﻪّﻠﻟﺎِﺑ ِﺮِﺧﻵﺍ ِﺔَﻜِﺋﻶَﻤْﻟﺍَﻭ
ِﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍَﻭ َﻦﻴِّﻴِﺒَّﻨﻟﺍَﻭ ...
"Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebaktian, akan
tetapi sesungguhnya kebaktian
itu ialah beriman kepada Allah,
Hari Kemudian, Malaikat-
malaikat, dan Nabi-nabi..." [Al-
Baqarah : 177]
َّﻞُﻛ ﺎَّﻧِﺇ ٍﺀْﻲَﺷ ُﻩﺎَﻨْﻘَﻠَﺧ ٍﺭَﺪَﻘِﺑ
"Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu
menurut qadar (ukuran)." [Al-
Qamar : 49]
Juga sabda Nabi ﻪﻠﻟﺍ ﻲﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ
ﻢﻠﺳﻭ dalam hadits Jibril :
ْﻥَﺃ َﻦِﻣْﺆُﺗ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ ِﻪِﺘَﻜِﺋﺎَﻠَﻣَﻭ ِﻪِﺑﺎَﺘِﻛَﻭ
ِﻪِﻠُﺳُﺭَﻭ ِﻡْﻮَﻴْﻟﺍَﻭ ِﺮِﺧَﻷﺍ َﻦِﻣْﺆُﺗ َﻭ ِﺭَﺪَﻘْﻟﺎِﺑ
ِﻩِﺮْﻴَﺧ ِﻩِّﺮَﺷَﻭ
"Hendaklah engkau beriman
kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitabNya,
rasul-rasul-Nya, dan hari
akhir. Dan engkau beriman
kepada takdir Allah, baik
maupun yang buruk."7
.......bersambung, insya Allah.
________________________________
___________________
1 Ar-Raudah An-Naiyah Syarh
Al-Aqidah Al-Washithiyah, hal.
15; Al-Ajwibah Al-Ushuliyyah,
hal. 16; dan At-Thahawiyah,
hal. 335. Iman kepada Allah
Ta'ala meliputi empat perkara :
(1). Iman kepada wujud-Nya
Yang Maha Suci. (2). Iman
kepada Rububiyyah-Nya.(3).
Iman kepada Uluhiyyah-Nya.
(4). Iman kepada Asma dan
sifat-sifat-Nya
2 Ar-Raudhah An-Nadiyah, hal.
16 dan Al-Aqidah At-
Thahawiyyah, hal. 350
3 Al-Ajwibah Al-Ushuliyah, hal.
16 dan 17
4 Lihat Al-Kawasyif Al-Jaliyah
An Ma'ani Al-Wasithiyah, hal
66
5 Ibid
6 Syarh Al-Aqidah Al-
Wasithiyah, Muhammad Khalil
Al-Haras, hal. 19
7 Dikeluarkan oleh Muslim,
I/37