Monday, December 24, 2012

LARANGAN MENGUCAPKAN SELAMAT PADA HARI RAYA KAFIR

Berikut adalah fatwa ulama besar
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin rahimahullah, dari kumpulan
risalah (tulisan) dan fatwa beliau
(Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu
‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.
Beliau rahimahullah pernah ditanya,
“Apa hukum mengucapkan selamat
natal (Merry Christmas) pada orang
kafir (Nashrani) dan bagaimana
membalas ucapan mereka? Apakah
seseorang berdosa jika dia melakukan
hal-hal yang dimaksudkan tadi, tanpa
maksud apa-apa? Orang tersebut
melakukannya karena ingin bersikap
ramah, karena malu, karena kondisi
tertekan, atau karena berbagai alasan
lainnya. Bolehkah kita tasyabbuh
(menyerupai) mereka dalam perayaan
ini?”
Beliau rahimahullah menjawab :
Memberi ucapan Selamat Natal atau
mengucapkan selamat dalam hari raya
mereka (dalam agama) yang lainnya
pada orang kafir adalah sesuatu yang
diharamkan berdasarkan kesepakatan
para ulama (baca : ijma’ kaum
muslimin), sebagaimana hal ini
dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim
rahimahullah dalam kitabnya ‘Ahkamu
Ahlidz Dzimmah’. Beliau rahimahullah
mengatakan,
“Adapun memberi ucapan selamat pada
syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus
bagi orang-orang kafir (seperti
mengucapkan selamat natal, pen)
adalah sesuatu yang diharamkan
berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum
muslimin. Contohnya adalah memberi
ucapan selamat pada hari raya dan
puasa mereka seperti mengatakan,
‘Semoga hari ini adalah hari yang
berkah bagimu’, atau dengan ucapan
selamat pada hari besar mereka dan
semacamnya.” Kalau memang orang
yang mengucapkan hal ini bisa selamat
dari kekafiran, namun dia tidak akan
lolos dari perkara yang diharamkan.
Ucapan selamat hari raya seperti ini
pada mereka sama saja dengan kita
mengucapkan selamat atas sujud yang
mereka lakukan pada salib, bahkan
perbuatan seperti ini lebih besar
dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat
semacam ini lebih dibenci oleh Allah
dibanding seseorang memberi ucapan
selamat pada orang yang minum
minuman keras, membunuh jiwa,
berzina, atau ucapan selamat pada
maksiat lainnya.
Banyak orang yang kurang paham
agama terjatuh dalam hal tersebut.
Orang-orang semacam ini tidak
mengetahui kejelekan dari amalan yang
mereka perbuat. Oleh karena itu,
barangsiapa memberi ucapan selamat
pada seseorang yang berbuat maksiat,
bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas
mendapatkan kebencian dan murka
Allah Ta’ala.” –Demikian perkataan
Ibnul Qoyyim rahimahullah-
Dari penjelasan di atas, maka dapat kita
tangkap bahwa mengucapkan selamat
pada hari raya orang kafir adalah
sesuatu yang diharamkan. Alasannya,
ketika mengucapkan seperti ini berarti
seseorang itu setuju dan ridho dengan
syiar kekufuran yang mereka perbuat.
Meskipun mungkin seseorang tidak
ridho dengan kekufuran itu sendiri,
namun tetap tidak diperbolehkan bagi
seorang muslim untuk ridho terhadap
syiar kekufuran atau memberi ucapan
selamat pada syiar kekafiran lainnya
karena Allah Ta’ala sendiri tidaklah
meridhoi hal tersebut. Allah Ta’ala
berfirman,
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya
Allah tidak memerlukan (iman)mu dan
Dia tidak meridhai kekafiran bagi
hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur,
niscaya Dia meridhai bagimu
kesyukuranmu itu.” (QS. Az Zumar [39] :
7)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.” (QS. Al Maidah [5] : 3)
[Apakah Perlu Membalas Ucapan
Selamat Natal?]
Memberi ucapan selamat semacam ini
pada mereka adalah sesuatu yang
diharamkan, baik mereka adalah rekan
bisnis ataukah tidak. Jika mereka
mengucapkan selamat hari raya
mereka pada kita, maka tidak perlu kita
jawab karena itu bukanlah hari raya
kita dan hari raya mereka sama sekali
tidak diridhoi oleh Allah Ta’ala. Hari
raya tersebut boleh jadi hari raya yang
dibuat-buat oleh mereka (baca : bid’ah).
Atau mungkin juga hari raya tersebut
disyariatkan, namun setelah Islam
datang, ajaran mereka dihapus dengan
ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran
Islam ini adalah ajaran untuk seluruh
makhluk.
Mengenai agama Islam yang mulia ini,
Allah Ta’ala sendiri berfirman,
“Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu)daripadanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-
orang yang rugi.” (QS. Ali Imron [3] : 85)
[Bagaimana Jika Menghadiri Perayaan
Natal?]
Adapun seorang muslim memenuhi
undangan perayaan hari raya mereka,
maka ini diharamkan. Karena
perbuatan semacam ini tentu saja lebih
parah daripada cuma sekedar memberi
ucapan selamat terhadap hari raya
mereka. Menghadiri perayaan mereka
juga bisa jadi menunjukkan bahwa kita
ikut berserikat dalam mengadakan
perayaan tersebut.
[Bagaimana Hukum Menyerupai Orang
Nashrani dalam Merayakan Natal?]
Begitu pula diharamkan bagi kaum
muslimin menyerupai orang kafir
dengan mengadakan pesta natal, atau
saling tukar kado (hadiah), atau
membagi-bagikan permen atau
makanan (yang disimbolkan dengan
‘santa clause’ yang berseragam merah-
putih, lalu membagi-bagikan hadiah,
pen) atau sengaja meliburkan kerja
(karena bertepatan dengan hari natal).
Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
”Barangsiapa yang menyerupai suatu
kaum, maka dia termasuk bagian dari
mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Syaikhul Islam dalam Iqtidho’
mengatakan bahwa sanad hadits ini
jayid/bagus)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam
kitabnya Iqtidho’ Ash Shirothil
Mustaqim mengatakan,
“Menyerupai orang kafir dalam
sebagian hari raya mereka bisa
menyebabkan hati mereka merasa
senang atas kebatilan yang mereka
lakukan. Bisa jadi hal itu akan
mendatangkan keuntungan pada
mereka karena ini berarti memberi
kesempatan pada mereka untuk
menghinakan kaum muslimin.” -
Demikian perkataan Syaikhul Islam-
Barangsiapa yang melakukan sebagian
dari hal ini maka dia berdosa, baik dia
melakukannya karena alasan ingin
ramah dengan mereka, atau supaya
ingin mengikat persahabatan, atau
karena malu atau sebab lainnya.
Perbuatan seperti ini termasuk cari
muka (menjilat), namun agama Allah
yang jadi korban. Ini juga akan
menyebabkan hati orang kafir semakin
kuat dan mereka akan semakin bangga
dengan agama mereka.
Allah-lah tempat kita meminta. Semoga
Allah memuliakan kaum muslimin
dengan agama mereka. Semoga Allah
memberikan keistiqomahan pada kita
dalam agama ini. Semoga Allah
menolong kaum muslimin atas musuh-
musuh mereka. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Kuat lagi Maha Mulia.